Menghadiri Konser K-Pop Pertamaku: Sebuah Petualangan di Jakarta
Kembali ke masa ketika saya masih siswa kelas enam, minat saya pada majalah Bobo mulai bergeser setelah saya menemukan Majalah Gaul. Itulah pintu gerbang pertama saya mengenal K-Pop, era dimana Super Junior dan 2PM mendominasi layar. Majalah itu tidak hanya mengenalkan saya pada musik Korea, tapi juga seringkali memberikan bonus poster yang membuat dinding kamar saya penuh warna.
Selama dua tahun, K-Pop menjadi bagian dari hidup saya, namun selama SMA dan kuliah, saya hanya sesekali menonton drama Korea tanpa benar-benar mengikuti perkembangan musik mereka. Namun, semuanya berubah ketika pandemi COVID-19 datang. Di tengah kesulitan mengurus tugas akhir di universitas tanpa bantuan magang atau dukungan fisik dari teman-teman, saya kembali menemukan kenyamanan dalam musik K-Pop, khususnya BTS dan Red Velvet.
Setelah lulus, saya memasuki fase mencari pekerjaan sambil diiringi lagu-lagu energik dari ITZY. Tidak mudah menemukan pekerjaan tetap, sehingga saya sempat freelance mengajar dan menerima tugas desain grafis. Namun, kesempatan untuk menghadiri konser ITZY di Jakarta menjadi titik terang yang tidak terduga.
Karena baru pertama kali mengikuti "war tiket" konser K-Pop, saya sempat ragu, namun keinginan untuk mengalami sesuatu yang baru dan bertemu dengan teman baru menguatkan saya untuk ikut serta. Saya berhasil mendapatkan tiket, meskipun ada sedikit kekeliruan dalam proses transfer. Itu adalah momen keberuntungan yang tidak saya sia-siakan.
Perjalanan ke Jakarta dimulai dengan kereta tengah malam, dan saya tiba di stasiun Pasar Senen pada pagi hari. Di sana, saya bertemu dengan beberapa orang yang juga akan menonton konser. Kami berempat, dua wanita dan dua pria, memulai petualangan kami di ibu kota dengan sarapan bersama sebelum menuju venue.
Keseruan tak hanya terjadi saat konser, tetapi juga saat antri untuk tukar tiket dan mencari freebies. Konser ITZY tidak hanya memukau dari segi penampilan, tapi juga interaksi mereka dengan fans, termasuk proyek fan seperti slogan dan hand fan yang membuat Lia menitikkan air mata.
Setelah konser, saya memutuskan untuk tidak menggunakan ojek online, karna pasti susah dapet yaa, tapi akhirnya milih jalan kaki ke penginapan. Meskipun sedikit menegangkan berjalan sendirian di malam hari di kota yang asing, itu menjadi bagian dari pengalaman tak terlupakan.
Keesokan harinya, saya menghabiskan waktu menjelajahi Jakarta bersama seorang teman kuliah sebelum kembali ke rutinitas kerja. Walaupun perjalanan ini singkat, kenangan dari konser dan petualangan di Jakarta akan selalu berharga bagi saya.
Noted: Foto Memories di bawahtwitter post itzy in jkt : disini
){kind=link}
0 Comments